Masuknya Agama Hindu dan Buddha di Indonesia : Lahirnya Agama Hindu dan Buddha
Tuesday, November 5, 2019
Wawasan Pendidikan; Agama Buddha adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Dalam proses perkembangannya agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. sedangkan Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma yang artinya "darma abadi" atau "jalan abadi"yang melampaui asal mula manusia. Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya—tanpa memandang strata, kasta, atau sekte—seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri. untuk lebih jelas perihal sejarah lahirnya agama hindu dan Buddha dijelaskan dalam artikel ini.
Picture by karnastv.com |
A. Lahirnya Agama Hindu
Nama Hindu merujuk pada daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/Sungai Shindu/Sungai Hidustan. Agama Hindu sendiri merupakan percampuran atau sinkretisme antara kebudayaan dan kepercayaan Bangsa Arya dan Bangsa Dravida.
Hasil dari perpaduan antara budaya Arya dan Dravida disebut dengan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Adapun daerah perkembangan pertamanya berada di lembah Sungai Gangga (disebut Aryavarta atau Negeri Bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik Bangsa Hindu).
Kitab suci Agama Hindu adalah Weda (Veda) yang artinya “pengetahuan tentang agama”. Dalam Buku “Sejarah Indonesia”, Sanusi Pane menjelaskan bahwa Weda terdiri dari 4 buah kitab, yaitu:
1. Rigweda
Rigweda merupakan kitab tertua yang berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, kemungkinan kitab ini muncul ketika Bangsa Arya masih berada di daerah Punjab.
2. Samaweda
Samaweda merupakan kitab yang berisi nyanyian suci berupa pemujaan yang wajib dilantunkan dalam upacara keagamaan.
3. Yajurweda
Yajurweda merupakan kitab yang berisi do’a-do’a yang wajib dibaca dalam upacara keagamaan. Kemungkinan kitab ini muncul ketika Bangsa Arya menguasai wilayah Gangga Tengah.
4. Atharweda
Atharweda merupakan kitab yang berisi do’a dan mantra, kemungkinan kitab ini muncul ketika bangsa Arya menguasai wilayah Gangga Hilir.
Dalam Agama Hindu dikenal banyak dewa, diantaranya dikenal dengan istilah Trimurti yang merupakan kesatuan tiga dewa tertinggi, yaitu Brahmana, Wisnu, dan Syiwa. Dewa Syiwa dianggap sebagai dewa tertinggi. Yang paling banyak dipuja adalah Dewa Wisnu dan Dewa Syiwa. Untuk para pemuja Dewa Wisnu disebut dengan golongan Waisnawa, sementara untuk para pemuja Dewa Syiwa disebut dengan golongan Syinawa.
Selain memuja Dewa dalam Trimurti, masyarakat Hindu juga memuja dewa lainnya yang dianggap memiliki kekuatan alam. Seperti Dewa Surya atau Dewa Matahari, Dewa Candra atau Dewa Bulan, Dewa Bayu atau Dewa Angin, Dewa Agni atau Dewa Api, dan Dewa Indra atau Dewa Petir dan Hujan.
Berdasarkan tugas atau pekerjaannya, masyarakat Hindu dibagi menjadi 4 kasta (catur warna) yaitu:
- Kasta Brahmana, yaitu golongan pemuka Agama Hindu yang bertugas memimpin upacara keagamaan.
- Kasta Ksatria, yaitu golongan raja, keluarga raja dan kaum bangsawan istana. Mereka berkewajiban dalam pemerintahan dan pertahanan negara.
- Kasta Waisya, yang meliputi pedagang, petani, dan peternak yang bertugas sesuai dengan keahliannya.
- Kasta Sudra, yaitu kaum miskin dan buruh yang bertugas melaksanakan setiap perintah yang diberikan oleh kasta lainnya yang lebih tinggi.
B. Lahirnya Agama Buddha
Agama Buddha muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan dengan adanya pembagian kasta dalam Agama Hindu. Terutama pada kasta Brahmana yang dianggap memiliki hak-hak istimewa jika dibandingkan dengan kasta lainnya.
Agama Buddha diperkirakan lahir pada abad ke-5 SM. Agama Buddha dibawa oleh Sidharta Gautama, putra Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu dan termasuk keturunan suku bangsa Sakya. Sidharta Gautama meninggalkan istana untuk mencari pencerahan di hutan Bodh Gaya dan bertapa di bawah pohon bodhi hingga mendapatkan wahyu atau semacam kesadaran yang sempurna.
Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 531 SM. “Sang Buddha” sendiri artinya adalah yang disinari. Wejangan pertama disampaikan Sidharta Gautama di Taman Rusa, Desa Sarnath, India bagian timur laut.
Sidharta Gautama memiliki beberapa sebutan, yaitu:
- Buddha, artinya adalah orang yang telah mencapai bodhi atau wahyu, orang yang telah mendapatkan penerangan atau kesadaran.
- Tathagatha, artinya adalah orang yang telah mencapai kenyataan.
- Jina, artinya adalah orang yang telah mencapai kemenangan.
- Sakyamuni, artinya adalah orang yang bijaksana dari Sakya Gautama.
Kitab suci Agama Buddha adalah Tripitaka, yang terdiri dari kata “tri” atau tiga dan “pitaka” atau bakul, yaitu bakul hikmat. Dengan kata lain, Tri Pitaka bisa diartikan sebagai Tiga Himpunan Hikmat, yaitu:
1. Sutta Pitaka, yaitu berisi tentang himpunan ajaran dan khotbah Buddha Gautama. Sebagian bessar isinya merupakan percakapan antara Buddha dengan muridnya. Keseluruhan himpunan ini ditujukan untuk kalangan awam dalam Agama Buddha.
2. Vinaya Pitaka yang berisikan Pattimokha, yaitu peraturan dan tatanan hidup setiap anggota biara (sanggha). Termasuk di dalam himpunan ini adalah Maha Vagga yang berisi tentang sejarah pembangunan kebiaraan (ordo) dalam Agama Buddha, dan hal-hal yang berkaitan dengan biara. Himpunan Vinaya Pittaka ditujukan untuk kau Rahib yang dikenal dengan sebutan bikkhu dan bikkhuni.
3. Abidharma Pitaka, yaitu berisi tentang berbagai himpunan yang memiliki nilai-nilai tinggi bagi latihan ingatan. Selain itu juga berisi pembahasan mendalam tentang proses pemikiran dan proses kesadaran. Yang paling terkenal dalam himpunan ini adalah milinda-panha (dialog dengan Raja Milinda) dan Visuddhi Maga (jalan menuju suci). Himpunan ini ditujukan untuk kaum terpelajar dalam Agama Buddha dan bermakna “dharma lanjutan atau dharma khusus”.
Para pemeluk Agama Buddha harus berikrar Trisarana (tiga tempat berlindung) yang berbunyi, “Saya berlindung kepada Buddha. Saya berlindung kepada Dharma. Saya berlindung kepada Sanggha.” Buddha merupakan tokoh sejarah pendiri Agama Buddha, Dharma merupakan ajaran Buddha, dan Sanggha merupakan masyarakat pemeluk Agama Buddha.
Konsep Agama Buddha mengajarkan bahwa hidup adalah penderitaan, dan penderitaan tersebut terjadi karena ketidaktahuan manusia akan adanya kebenaran yang hakiki. Pemeluk Agama Buddha percaya bahwa tujuan hidup manusia di dunia adalah untuk menghentikan reinkarnasi.
Manusia bisa terbebas dari reinkarnasi atau kehidupan yang berulang-ulang jika sudah mencapai nirwana. Sesorang yang berhasil mencapai nirwana dianggap sudah terbebas dari ketidaktahuan, penderitaan, dan kelahiran kembali. Dalam pencapaian ini orang tersebut sudah mokhsa. Konsep ini hampir sama dengan ajaran Agama Hindu.
Sementara menurut Dharma, dalam kehidupan dunia terdapat 4 kebenaran utama yang disebut dengan Catur Arya Sayta, yaitu:
1. Dukka Satya, bahwa hidup (lahir menjadi tua dan meninggal dunia) merupakan penderitaan yang sudah pasti terjadi.
2. Samdaya Satya, Tresna bahwa sengsara (penderitaan) disebabkan oleh keadaan hati yang tidak ihklas dan muncul hawa nafsu untuk hidup mewah atau mencari kesenangan dunia.
3. Nirodha Satya, bahwa sengsara (penderitaan) tersebut dapat dilenyapkan dengan cara menghilangkan hati yang tidak ikhlas dan nafsu duniawi.
4. Asta Arya Marga atau Astavidha, bahwa Hawa nafsu untuk mencari kesenangan dunia bisa dihilangkan melalui delapan jalan kebenaran, yaitu:
a. Pandangan atau pengetahuan yang benar
b. Niat berupa sikap atau minat yang benar
c. Perkataan yang benar
d. Perbuatan atau tingkah laku yang benar
e. Mata pencaharian atau penghidupan yang benar
f. Daya upaya dan usaha yang benar
g. Perhatian atau renungan yang benar
h. Samadi atau memusatkan pikiran yang benar
Pemeluk Agama Buddha (sanggha) dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Sanggha yang tetap tinggal sebagai masyarakat biasa, dikenal dengan sebutan upasaka untuk pria dan upasika untuk wanita.
- Sanggha yang hidup dan tinggal di biara, dikenal dengan sbutan biksu untuk pria dan biksuni untuk wanita.
Agama Buddha secara cepat menyebar ke sluruh wilayah India, bahkan sampai ke wilayah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Pada awal abad masehi, Agama Buddha terpecah menjadi 2 aliran, yaitu:
- Buddha Hinayana (kendaraan kecil) yang berpendapat bahwa setiap orang harus berusaha sendiri-sendiri untuk bisa masuk ke nirwana tanpa pertolongan orang lain.
- Buddha Mahayana (kendaraan besar) yang berpendapat bahwa sebaiknya manusia berusaha bersama-sama dan saling membantu untuk mencapai nirwana.
Referensi:
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.