Laba : Pengertian dan Komponen serta Konsep Laba Menurut Pendapat Ahli
Thursday, December 7, 2017
Wawasan Pendidikan; Dalam sebuah usaha atau bisnis yang di kelolah oleh seseorang, baik secara personal maupun kelompok, harus mampu membuat perencanaan yang baik serta mampu memperhitungkan keuntungan hingga kerugian yang mungkin di alami saat menjalankan usaha tersebut. dalam ilmu ekonomi, keuntungan dapat pula diartikan sebagai Laba. Nah, kali ini sobat pendidikan akan membahas secara tuntas tentang pengertian Laba menurut pendapat Ahli, Konsep Laba hingga Komponen-Komponen Laba. semoga bermanfaat.
A. Pengertian Laba Menurut Pendapat Ahli
- Menurut Soemarso (2010) mendefinisikan laba sebagai berikut: Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan.”
- Menurut Suwardjono (2008) dikatakan bahwa : “Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa)”.
- Menurut Themin (2012) mendefinisikan laba sebagai berikut: “Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi (misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham.”
- Menurut Sofyan Syafri H (2011) mendefinisikan laba sebagai “ jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Menurut FASB (Financial Accounting Standars Board) statement mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan atas biaya selama satu periode akuntansi”.
- Menurut Belkaoui (2007) laba adalah “hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan di berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan pembayaran dividen, panduan dalam melaksanakan investasi dan pengambilan keputusan, dan satu elemen dalam peramalan”.
- Menurut Kuswadi (2005) secara sederhana mendefinisikan laba (rugi) adalah pendapatan dikurangi seluruh beban/biaya yang telah dikeluarkan, sebagaimana terlihat dalam persamaan laba (rugi) dibawah ini.
B. Konsep Laba
Menurut Subramanyam (2012) yang dialih bahasakan oleh Dewi Yanti, terdapat dua konsep laba yaitu sebagai berikut:
- Laba ekonomi. Laba ekonomi biasanya merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai wajar aktiva. Berdasarkan definisi ini, laba mencakup baik komponen yang sudah direalisasi (arus kas) maupun yang belum (laba atau rugi kepemilikan). Konsep laba ini mirip dengan pengukuran tingkat pengembalian suatu efek (surat berharga atau sekuritas) atau portofolio efek yaitu, tingkat pengembalian mencakup baik deviden maupun apresiasi modal. Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Karenanya, laba ekonomi berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat pengembalian pada pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan harga pasar). Dengan kata lain, laba ekonomi merupakan indikator dasar kinerja perusahaan mengukur dampak keuangan seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif. Namun, meskipun komprehensif, laba ekonomi mencakup baik komponen berulang maupun tak berulang, dan karenanya tidak terlalu bermanfaat untuk meramalkan potensi laba masa depan.
- Laba Akuntansi. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Meskipun laba akuntansi mencakup baik aspek laba ekonomi maupun laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara langsung seperti kedua laba lainnya. Pengakuan pendapatan dan pengaitan. Tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan adalah titik awal pengukuran laba. Dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus:
a. Telah atau dapat direalisasi. Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.
b. Telah dihasilkan. Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus selesai.”
Menurut Subramanyam (2012) yang dialih bahasakan oleh Dewi Yanti, tentang konsep laba sebagai berikut:
“Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban untuk menghitung laba. Perhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saat keluarnya kas.”
Menurut Subramanyam (2011:5) yang dialih bahasakan oleh Dewi Yanti, terdapat komponen - komponen yang mempengaruhi laba sebagai berikut:
- Pendapatan dan keuntunganPendapatan (revenues) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan mencakup arus kas masuk seperti penjualan tunai dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit. Keuntungan (gains) merupakan arus masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan kejadian yang terkait dengan aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.
- Beban dan KerugianBeban (expenses) merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugian (losses) merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampingan atau insidental perusahaan. Hal ini berarti keuntungan dan kerugian merupakan sumber daya dan jasa yang dapat dikonsumsi, dihabiskan atau hilang dalam memperoleh atau memproduksi pendapatan dan keuntungan. Akuntansi beban dan kerugian sering kali melibatkan penilaian jumlah dan waktu alokasi atas periode pelaporan. Waktu merupakan saat beban atau kerugian terjadi, sering kali berdasarkan kaitannya dengan pendapatan yang dihasilkan.
Masalah penting lainnya adalah penangguhan biaya (atau alokasi sepanjang beberapa periode). Akuntan mengapitalisasi biaya yang manfaatnya dapat direalisasi sepanjang beberapa periode. Biaya ini dialokasikan secara sistematis di masa depan. Sebaliknya, banyak pengakuan biaya yang bersamaan dengan saat terjadinya biaya tersebut. (Arus kas keluar untuk biaya atau kerugian tidak selalu harus terjadi bersamaan saat pengakuan biaya dan kerugian tersebut).”
Sedangkan menurut Arfan (2009) terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi laba sebagai berikut:
- Pendapatan. Pendapatan merupakan kenaikan dalam modal dihasilkan dari penyerahan atas barang-barang atau penyewaan dari jasa dengan bisnis. Dalam jumlah, pendapatan adalah sebanding terhadap kas dan piutang yang di peroleh dalam kompensasi untuk barang-barang yang diserahkan atau jasa yang di sewa.
- Biaya-Biaya. Biaya-biaya merupakan penurunan dalam modal yang disebabkan oleh operasi produksi pendapatan bisnis. Dalam jumlah, biaya adalah setara terhadap nilai dan barang-barang dan jasa yang digunakan atau yang di konsumsi dalam memperoleh pendapatan”.
D. Jenis – jenis Laba
Adapun laba yang dapat dibedakan dari jenis-jenisnya yang digolongkan dalam penetapan pengukuran laba pada suatu laporan keuangan menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005) diantaranya :
Adapun laba yang dapat dibedakan dari jenis-jenisnya yang digolongkan dalam penetapan pengukuran laba pada suatu laporan keuangan menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005) diantaranya :
- Laba kotor
Laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.
- Laba operasi
Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
- Laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.
- Laba bersih
Laba bersih merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.
Pengertian Laba Bersih
Laba bersih merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian) yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu.
- Menurut Stice, Skousen (2009) pengertian laba bersih sebagai berikut: “Laba bersih adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik.Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya”.
- Menurut Budi Rahardjo (2009) pengertian laba bersih sebagai berikut : “Laba bersih merupakan keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham atau dengan kata lain mencerminkan pertambahan kekayaan bagi pemegang saham. Suatu perusahaan dapat mengambil keputusan untuk penggunaan laba bersih yaitu didistribusikan kepada pemegang saham melalui dividen atau kembali digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan atau dengan kata lain menjadi laba ditahan”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba bersih diperoleh dari kemampuan operasi perusahaan dalam mengalokasikan biaya-biaya dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi sehingga menghasilkan pendapatan berupa keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham.
Perhitungan Laba Bersih
Menurut Budi Rahardjo (2009), merumuskan laba bersih sebagai berikut :
Perhitungan Laba Bersih
Menurut Budi Rahardjo (2009), merumuskan laba bersih sebagai berikut :
Laba Bersih = Laba Kotor - ( Beban-beban) + Pendapatan Bunga - Pajak
Keterangan :
Laba Kotor : Pendapatan dikurangi dengan harga pokok produksi
Beban-beban : Biaya yang dikeluarkan untuk operasional (beban iklan,dll)
Pendapatan bunga : pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana
Pajak : pungutan yang harus dibayar berdasarkan laba yang dihasilkan
Laba Kotor : Pendapatan dikurangi dengan harga pokok produksi
Beban-beban : Biaya yang dikeluarkan untuk operasional (beban iklan,dll)
Pendapatan bunga : pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana
Pajak : pungutan yang harus dibayar berdasarkan laba yang dihasilkan
Daftar Pustaka
- Soemarso, S. R. (2010). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.
- Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy. (2012). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
- Kuswadi, (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
- Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2012). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 10, Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
- Arfan. (2009). Akuntansi Keperilakuan Edisi.2. Jakarta: Salemba Empat
- Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE
- Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
- Belkaoui, A. 2007. Accounting Theory, 5th edition. Thomson Learning. Singapore.
- Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Kesatu. Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat
- Stice and Skousen 2009, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM.
- Budi Rahadjo. 2009.Dasar-Dasar Fundamental Saham Laporan Keuangan Membaca, Memahami, Dan Menganalisis. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.