Pengertian Kecemasan dan Tingkat Kecemasan Menurut Pendapat Ahli
Saturday, September 13, 2014
wawasanpendidikan.com; kali ini sobat pendidikan akan berbagi tentang kecemasan.baik pengertian kecemasan itu sendiri yang di paparkan oleh ahli sampai pada tingkatan kecemasan itu sendiri. semoga artikel tersebut bermanfaat. selamat membaca.
Pengertian Kecemasan dan Tingkat Kecemasan |
A. Pengertian Kecemasan
Kecemasan/anxieties adalah rasa khawatir,
takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar untuk menggerakkan
tingkah laku baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang
terganggu dan kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan, dari
pertahanan terhadap kecemasan (Gunarso, 2003: 27).
Kecemasan adalah kondisi kejiwaan
yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi,
baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh.
Deskripsi umum akan kecemasan yaitu “perasaan tertekan dan tidak tenang serta
berpikiran kacau dengan disertai banyak penyesalan”. Hal ini sangat berpengaruh
pada tubuh, hingga tubuh dirasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung
berdegup cepat, lambung terasa mual, tubuh terasa lemas, kemampuan berproduktivitas
berkurang hingga banyak manusia yang melarikan diri ke alam imajinasi sebagai
bentuk terapi sementara ( Musfir, 2005: 512).
Menurut Freud (dalam Alwisol,
2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu
tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi
adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego
karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan
tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Kecemasan menurut Freud
(1933/1964) adalah suatu keadaan perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang
disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang
akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit
menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan. Di lihat
dari pendekatan belajar pengertian kecemasan adalah suatu respons ketakutan
yang terkondisi secara klasik dan gangguan-gangguan kecemasan terjadi bila
respons ketakutan itu diasosiasikan dengan suatu stimulus yang seharusnya tidak
menimbulkan kecemasan (Semiun, 2006: 87).
B. Tingkat Kecemasan
Menurut Peplau ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh individu yaitu sebagai berikut: Pertama, Kecemasan Ringan
yaitu dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih
waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu
untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Contohnya: Seseorang yang menghadapi ujian akhir,
pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan, individu yang akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, individu yang tiba-tiba di
kejar anjing menggonggong.
Kedua, Kecemasan Sedang yaitu
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi
penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan
orang lain. Contohnya : pasangan suami istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama
dengan resiko tinggi, keluarga yang menghadapi perpecahan (berantakan), individu
yang mengalami konflik dalam pekerjaan.
Ketiga, Kecemasan Berat yaitu
lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang
kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh
perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/arahan
untuk terfokus pada area lain. Contoh: individu yang mengalami kehilangan harta
benda dan orang yang dicintai karena bencana alam, individu dalam penyanderaan.
Keempat, Panik yaitu individu
kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya control,
maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan
aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain,
penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi
secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Contoh:
individu dengan kepribadian pecah/despersonalisasi (Suliswati, 2005: 48).
Sumber:
Gunarso, Singgih. Psikologi
Perawatan, Jakarta: Gunung Mulia, 2003
Musfir, Konseling Terapi,
Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
SemiunOFM, Yustinus. Teori
Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud, Yogyakarta: Kanisius, 2006
Suliswati, S.Kp, M.Kes, dkk,
Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Encourage Creativity, 2005.