Pengertian Penelitian Kelas dan Penelitian Tindakan Kelas
Monday, October 7, 2013
www.wawasanpendidikan.com; Sebelumnya sobat pendidikan telah memuat postingan berupa perbandingan aspek penelitian kelas dan penelitian tindakan kelas. Dan untuk memperjelas lagi, berikut Pengertian Penelitian Kelas dan Penelitian Tindakan Kelas. Semoga bermanfaat.
A. Penelitian Kelas
Penelitian kelas memiliki perbedaan dengan penelitian tindakan kelas. Apabila diamati dari aspek peneliti, penelitian kelas dilakukan oleh peneliti yang bukan dari kalangan guru. Atau dapat dilakukan oleh guru tapi bukan guru mata pelajaran saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Rencana penelitian kelas dilakukan oleh peneliti serta munculnya permasalahan dirasakan oleh orang luar. Misalnya permasalahan tersebut merupakan permintaan dari pihak lain agar dapat melakukan penelitian terhadap satu kelas setelah menggunakan media pembelajaran tertentu atau setelah guru menggunakan metode pembelajaran tertentu.
Suatu hal yang ada dalam penelitian tindakan kelas diantaranya memiliki ciri utama belum tentu ada tindakan perbaikan meskipun memiliki tempat penelitian yang sama dengan penelitian tindakan kelas, yaitu dilaksanakan di dalam ruangan kelas pada umumnya. Peran guru dalam kelas merupakan bagian yang diamati oleh peneliti, sehingga guru merupakan subjek penelitian kelas atau bagian yang diamati hingga selesainya penelitian.
Dalam proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, bahkan hasil penelitian kelas menjadi milik peneliti dan belum tentu dimanfaatkan oleh guru. Demikian juga dalam hal kegunaan penelitian kelas tersebut kebanyakan untuk pengetahuan pengaruh terhadap pembelajaran yang diberikan guru.
B. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau classroom action research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Menurut Stephen dan David Hopkins (Wartono,2004), penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial. Untuk memperbaiki rasionalisme dan kebenaran dari a) Praktik-praktik sosial yang mereka lakukan sendiri, b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.
Sementara itu, Anna Suhaenah (1998) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara pengembangan profesionalisme guru dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya sendiri dan menyusun rencana untuk melaksanakan perbaikan secara terus menerus. Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Dari interaksi tersebut guru mencoba mencatat hal-hal yang memungkinkan ia dapat mengidentifikasikan kejadian-kejadian penting, sehingga dapat diketegorisasikan sebagai masalah.
Sebagai seorang profesional guru dituntut untuk dapat menggambarkan hal-hal penting dari apa yang dilakukannya sehari-hari khususnya dalam kegiatan belajar megajar, sehingga ia terbebas dari subjektivitas yang menyesatkan. Oleh karena itu pencatatan dilakukan secermat dan seobjektif mungkin.
Catatan tersebut selanjutnya akan guru pikirkan secara jernih dan ditafsirkan kebermaknaannya bagi anak didik. Dalam menafsirkan tersebut, dimungkinkan seorang guru memerlukan teman sejawat sehingga guru dapat memahami kegiatan tersebut secara arif dan profesional. Artinya, tidak dicampuri dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau hal-hal yang sifatnya emosional.
Sumber: Asyraf Suryadin & Tien Rostini. 2011.Pengembangan Profesi Guru:Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Amalia Book.
Penelitian kelas memiliki perbedaan dengan penelitian tindakan kelas. Apabila diamati dari aspek peneliti, penelitian kelas dilakukan oleh peneliti yang bukan dari kalangan guru. Atau dapat dilakukan oleh guru tapi bukan guru mata pelajaran saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Rencana penelitian kelas dilakukan oleh peneliti serta munculnya permasalahan dirasakan oleh orang luar. Misalnya permasalahan tersebut merupakan permintaan dari pihak lain agar dapat melakukan penelitian terhadap satu kelas setelah menggunakan media pembelajaran tertentu atau setelah guru menggunakan metode pembelajaran tertentu.
Suatu hal yang ada dalam penelitian tindakan kelas diantaranya memiliki ciri utama belum tentu ada tindakan perbaikan meskipun memiliki tempat penelitian yang sama dengan penelitian tindakan kelas, yaitu dilaksanakan di dalam ruangan kelas pada umumnya. Peran guru dalam kelas merupakan bagian yang diamati oleh peneliti, sehingga guru merupakan subjek penelitian kelas atau bagian yang diamati hingga selesainya penelitian.
Dalam proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, bahkan hasil penelitian kelas menjadi milik peneliti dan belum tentu dimanfaatkan oleh guru. Demikian juga dalam hal kegunaan penelitian kelas tersebut kebanyakan untuk pengetahuan pengaruh terhadap pembelajaran yang diberikan guru.
B. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau classroom action research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Menurut Stephen dan David Hopkins (Wartono,2004), penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial. Untuk memperbaiki rasionalisme dan kebenaran dari a) Praktik-praktik sosial yang mereka lakukan sendiri, b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.
Sementara itu, Anna Suhaenah (1998) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara pengembangan profesionalisme guru dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya sendiri dan menyusun rencana untuk melaksanakan perbaikan secara terus menerus. Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Dari interaksi tersebut guru mencoba mencatat hal-hal yang memungkinkan ia dapat mengidentifikasikan kejadian-kejadian penting, sehingga dapat diketegorisasikan sebagai masalah.
Sebagai seorang profesional guru dituntut untuk dapat menggambarkan hal-hal penting dari apa yang dilakukannya sehari-hari khususnya dalam kegiatan belajar megajar, sehingga ia terbebas dari subjektivitas yang menyesatkan. Oleh karena itu pencatatan dilakukan secermat dan seobjektif mungkin.
Catatan tersebut selanjutnya akan guru pikirkan secara jernih dan ditafsirkan kebermaknaannya bagi anak didik. Dalam menafsirkan tersebut, dimungkinkan seorang guru memerlukan teman sejawat sehingga guru dapat memahami kegiatan tersebut secara arif dan profesional. Artinya, tidak dicampuri dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau hal-hal yang sifatnya emosional.
Sumber: Asyraf Suryadin & Tien Rostini. 2011.Pengembangan Profesi Guru:Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Amalia Book.